Dalamproses perputaran tersebut ada materi kabut yang terlepas dan terpisah, lalu memadat karena pendinginan. Bagian inilah yang kemudian membentuk planet - planet dalam tata surya. Dari teori ini dapat diketahui bahwa orbit planet - planet selalu melingkar, semua planet berevolusi hampir pada bidang yang sama kecuali Pluto, dan semua planet tersusun dari unsur yang sama.
Ilustrasi evolusi alam semesta. Foto PexelsAlam semesta adalah ruang tanpa batas yang di dalamnya terdiri dari semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Alam semesta tidak dapat diukur. Artinya batas-batasnya tidak bisa diketahui secara seperti galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanya sebagian kecil materi di alam semesta. Semua yang ada merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Faktor tersebut disebabkan karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas. Hal yang belum terungkap itu menghasilkan asumsi dan teori evolusi alam semesta yang dikemukakan oleh para Evolusi Alam Semesta Menurut Berbagai TeoriMenurut buku Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X SMA/MA karya Hartono, berikut teori-teori terbentuknya alam Teori Ledakan Besar The Big Bang TheoryTeori ini mengemukakan bahwa jagat raya diawali dengan massa dan berat jenis yang sangat besar. Massa itu meledak sangat dahsyat karena terjadi reaksi pada inti massa. Saat terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa berserakan dan terpental jauh. Setelah miliaran tahun peristiwa itu, bagian-bagian yang terpental membentuk kelompok yang disebut sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata Teori Mengembang dan Memampat The Oscillating TheoryTeori ini dikenal juga dengan nama teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini mengatakan jagat raya terbentuk karena suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi mengembang. Massa tersebut terjadi karena reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi. Selanjutnya, galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, tahap berikutnya ialah tahap mengembang dan pada akhirnya memampat kuantum diciptakan oleh William Lane Craig pada 1996. Teori ini menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada ruang hampa, yang ada hanya partikel subatom. Teori kuantum berasal dari gagasan bahwa semua peristiwa yang mungkin memiliki kemungkinan terjadi, tidak peduli seberapa fantastis peristiwa itu. 4. Teori Keadaan Tetap Steady State TheoryDalam kosmologi, teori keadaan tetap adalah model asal usul alam semesta yang kini sudah tidak digunakan lagi. Materi baru terus menerus dibuat ketika alam semesta mengembang, sesuai dengan asas kosmologi sempurna. Walaupun alam semesta mengembang, keadaannya tidak berubah dan tidak ada awal ataupun ini kini ditolak olehh sebagian besar kosmolog profesional dan ilmuwan. Sebab, bukti pengamatan menunjukkan kebenaran model ledakan dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap meruntuhkan teori ini adalah radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh model ledakan dahsyat. 5. Teori Alam Semesta BerayunPara ahli mengatakan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan pendapat bahwa alam semesta melengkung positif. Jika benar, alam semesta ini tak bertepi dan tidak memiliki batas. Sehingga, pada suatu waktu seluruh materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya tarik gravitasi. Semua materi akan termampat lagi menjadi bola raksasa dan akan meledak lagi. Kemudian terbentuklah alam yang dimaksud dengan alam semesta?Sebutkan tiga teori tentang terbentuknya alam semesta!Apa teori evolusi alam semesta yang sudah tidak digunakan para ahli?
Jelaskanproses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum - 8760753. Afifa271 Afifa271 06.12.2016 Geografi Sekolah Menengah Atas terjawab Jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum 1 Lihat jawaban Iklan
ALAM SEMESTA – Al Quran adalah mukjizat terbesar sepanjang masa. Telah diakui bahwa Al Quran memiliki keindahan bahasa dan terkandung hikmah sempurna di dalamnya. Ruang lingkup pembahasan Al Quran juga luas dan mencakup berbagai bidang ilmu, salah satunya sains. Di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana proses pembentukan alam semesta. Salah satunya dibahasa pada surat Al Qaf ayat 38. “Dan sungguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun.” Qs. Qaf 38. Dari ayat tersebut bisa kita pahami bahwa Allah SWT menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya alam semesta dalam enam masa. Namun dalam beberapa penafsiran lain disebutkan bahwa alam semesta terbentuk selama 6 hari, 6 tahapan, ataupun 6 periode. Makna Kata Hari dalam Proses Pembentukan Alam Semesta Menurut Islam Kata “hari” di dalam bahasa arab dapat digunakan untuk menjelaskan rentang waktu antara terbitnya matahari hinga terbenamnya. Dapat juga untuk menyebut rentang waktu tertentu. Al Mufradat, hlm. 553 Oleh sebab itu, beberapa ulama berbeda pendapat dalam memahami kata “hari” terkait proses penciptaan alam semesta menurut Islam. Di dalam Al Bidayah wa anNihayah, Ibnu Katsir menyebutkan perbendaan pendapat para ulama mengenai makna “hari”. Menurut pernyataan beliu, terdapat dua pendapat ulama tentang penciptaan langit dan bumi. Pendapat Pertama Artinya serupa dengan makna hari yang biasa dikenal manusia, yaitu dimulai dari terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari. Ini adalah pendapat mayoritas jumhur ulama. Pendapat Kedua Satu hari dalam proses penciptaan alam semesta menurut Islam itu setara dengan 1000 tahun dalam waktu manusia. Pendapat ini diriwayatkan oleh Ibn Abbas, Mujahi, ad-Dhahak, Ka’b Al Ahbar dan merupakan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad. Sebagaimana keterangan beliau di dalam ar-Rad ala Al Jahmiyah. Pendapat kedua ini juga dinilai kuat oleh Ibnu Jarir at-Thabari. Al Bidayah wa an-Nihayah, 1/15. Ulama lain yang menyetujui pendapat kedua adalah Al Qurtubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya, “Dalam waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat, bahwa satu hari sama dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan bumi.” Tafsir Al Qurthubi, 7/219 6 Masa Pembentukan Alam Semesta Menurut Islam Surat An-Nazi’at 27-33 Masa Pertama “Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?” Qs. An-Nazi’at 27 Saat masa ketiadaan ini, alam semesta terbentuk akibat ledakan besar atau dalam dunia barat disebut dengan Big Bang. Ledakan super masif ini merupakan awal dari terbentuknya ruang dan waktu serta materi. Setelah itu mulai terbentuk dukhan atau awan debu. Dukhan yang berkondesasi sambil berputar akan memadat sehingga terbentuk unsur hidrogen. Ketika suhu awan debu mencapai 20 juta derajat celcius, helium terbentuk dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sedangkan sebagian lain berubah menjadi energi yang berbentuk pancaran sinar infra merah infra red. Masa Kedua “Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya” Qs. An-Nazi’at28 Ayat ke-28 dalam surat An-Nazi’at ini menerangkan proses pengembangan dan penyempernaan alam semesta. Kata “meninggikan bangunan” bermakna alam semesta mengembang, antar galaksi saling menjauhi dan langit semakin meninggi. Sedangkan kata “menyempurnakan” berarti bahwa alam ini tidak langsung terbentuk seutuhnya. Namun mengalami proses perubahan yang bertahap. Masa Ketiga dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang Qs. An-Nazi’at 29 Pada masa ketiga ini terbentuk matahari yang berfungsi sebagai sumber cahaya dan bumi berputar pada porosnya, sehingga terjadi perubahan siang dan malam. Sesuai dengan arti dari kalimat “Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang”. Masa Keempat “dan setelah itu bumi Dia hamparkan” Qs. An-Nazi’at 30 Daratan bumi muncul pada fase keempat ini. Berjuta tahun yang lalu, saat terjadi tubrukan antara sebuah komet dengan matahari, sebagian massa matahari terpental jauh ke luar. Massa yang terpental ini nantinya akan berubah menjadi planet-planet. Salah satunya adalah planet bumi. Kata “Penghamparan” dapat dijabarkan sebagai pembentukan superkontinen pangea yang ada di permukaan bumi. Karena saat itu daratan bumi belum ada. Yang ada hanya bebatuan bersuhu ratusan derajat selsius yang berpijar. Masa Kelima “darinya Dia pancarkan mata air dan ditumbuhkan tumbuhan-tumbuhannya” Dalam tahapan kelima ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada kondisi bumi. Dari semula dimana bumi tak berair berubah menjadi ada air. Air di bumi berasumber dari komet yang menghantam bumi. Kandungan hydrogen dalam komet bereaksi ketika bertubrukan dengan unsur-unsur yang ada di bumi sehingga menghasilkan uap. Uap ini lah yang turun ke bumi sebagai hujan. Bukti air bumi yang berasal dari komet adalah perbandingan deuterium dan hidrogen dalam air laut sama dengan yang ada di komet. Semua kehidupan yang ada bersumber dari air. Setelah air di bumi terbentuk, tumbuh-tumbuhan pun mulai bermunculan. Masa Keenam “dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh” Qs. An-Nazi’at 32 “semua itu untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu” Qs. An-Nazi’at 33 Pada masa terakhir ini, “gunung-gunung dipancangkan”. Artinya, gunung baru terbentuk setelah daratan tercipta, pembentukan air dan tumbuhnya tanaman. Gunung mempunyai akar di dalam tanah yang disebut pasak. Sedangkan fungsi gunung untuk menyeimbangkan kerak bumi dan mencegah goyangnya tanah. Setelah gunung terbentuk baru hewan dan manusia diciptakan. Prinsip Penting dalam Menyikapi Proses Terbentuknya Alam Semesta Allah SWT melalui Al Quran hanya memberikan keterangan secara umum dan tidak rinci mengenai proses penciptaan alam semesta. Sehingga, sudah cukup bagi seorang muslim untuk mengetahui prosesnya secara global saja, tanpa perlu menggali lebih rinci. Allah SWT menegaskan dalam Al Quran, Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri. QS. Al Kahfi 51
Prosesterjadinya bumi menurut teori semesta quantum bahwa alam semesta adalah sudah ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Pembahasan Teori semesta quantum diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1996. Pada teori quantum, ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yg ada adalah partikel-partikel subatomik.
Bumi merupakan planet tempat tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya. Dalam Tata Surya, Bumi adalah planet ketiga dari Matahari setelah Merkurius dan Venus. Hingga saat ini, belum ditemukan planet lain yang memiliki tanda-tanda makhluk hidup di dalamnya selain Bumi. Tapi, pernahkah kalian berpikir tentang teori pembentukan Bumi? Seperti alam semesta, tentunya Tata Surya dan Bumi memiliki awal mula pembentukannya. Karena hal tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen, para ilmuwan mengemukakan teori mengenai pembentukan Bumi. Saat ini, terdapat sebanyak 5 teori pembentukan Bumi yang umum dikenal. Apa saja? Teori Pasang Surut Gas Teori pasang surut gas pertama kali dikenalkan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys tahun 1918. Menurut mereka, sebuah bintang besar mendekati Matahari dalam jarak dekat dan menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas. Saat bintang tersebut mendekat, akan terbentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang. Gelombang tersebut mencapai ketinggian yang luar biasa dan menjauh dari inti Matahari menuju bintang tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet. Teori Ledakan Besar Teori ledakan besar atau big bang mungkin menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa Bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Di satu waktu, gumpalan kabut raksasa itu meledak membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi. Teori Kabut Nebula Teori pembentukan Bumi yang selanjutnya dinamakan dengan teori kabut nebula. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Piere de Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori kabut Kant-Laplace. Baca juga Siap-Siap, Asteroid Bakal Sambangi Bumi Bulan Puasa Ini Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut nebula. Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabit di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena pendinginan. Teori Planetesimal Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlain mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran hampir sama melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi tertarik. Materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang dinamakan dengan planetesimal. Planetesimal tersebut mendingin dan memadat hingga akhirnya menjadi planet-planet yang mengelilingi Matahari. Teori Bintang Kembar Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan-pecahannya adalah planet yang mengelilinginya. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsBumiGeografiKelas 10teori bintang kembarteori kabut nebulateori ledakan besarteori pasang surut gasteori pembentukan bumiteori planetesimal You May Also Like
Dalampembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA atau sains berorientasi pada siswa.
- Terdapat banyak teori tentang proses pembentukan bumi. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang adalah bagian dari pembentukan alam semesta karena terjadi ledakan dahsyat. Selain Big Bang, masih terdapat teori-teori lainnya, yaitu Planetesimal, Pasang Surut, Awan Debu hingga sebagai tempat hidup manusia berada di tata surya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan delapan planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi delapan delapan planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet sejak 2006Dalam studi Geografi, bumi dideskripsikan sebagai salah satu dari banyaknya planet yang ada dalam tata surya, tepatnya berada di Galaksi Bima tata surya kita berada di tepi galaksi Bima Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan Modul 3 Geografi Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan 20171-2, Ema Wahyuni dan kawan-kawan menerangkan, bumi menyerupai bola besar yang hampir dua pertiganya terdiri dari air dan sisanya daratan. Komposisi keduanya memungkinkan kehidupan bisa berlangsung di bumi. Selain itu, ada juga unsur seperti atmosfer bumi, jarak tepat dengan matahari, dan berbagai sumber daya yang menambah kemungkinan makhluk bisa bertahan hidup. Menurut Kustopo dalam buku Modul 3 Geografi Bumi Tempat Kita Hidup 20184, pembentukan bumi ternyata tidak terlepas dari proses munculnya tata surya atau jagat raya. Dengan kata lain, bumi tidak bisa dilepas dari susunan tata surya beserta aspek-aspek di sekitarnya, seperti planet lain, galaksi lain, dan matahari. Teori-teori Proses Pembentukan Bumi Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya? 1. Teori Big Bang Ledakan BesarPada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya meledak. Teori ini juga sering disebut “teori bintang kembar”. Ledakan tersebut menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah bumi. 2. Teori PlanetisimalPendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran kecil planetisial yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu. Planet kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi menjadi matahari. 3. Teori Pasang SurutHipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya serpihan matahari yang lepas. Gravitasi bintang lain dan matahari juga bintang saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga akhirnya mendingin dan menjadi planet. 4. Teori Awan DebuAlam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan tersebut. Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar. 5. Teori Nebula Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya diawali dari nebula gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat. Pergerakan tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di tempat berbeda. Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan, matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti Teori KondensasiTeori ini dikemukakan astronom Belanda, Kuiper pada tahun 1950. Teori ini menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang berputar hingga menjadi cakram raksasa. - Sosial Budaya Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Dipna Videlia PutsanraPenyelaras Ibnu Azis
CtLOJ. l6rfr098sr.pages.dev/420l6rfr098sr.pages.dev/106l6rfr098sr.pages.dev/130l6rfr098sr.pages.dev/245l6rfr098sr.pages.dev/271l6rfr098sr.pages.dev/401l6rfr098sr.pages.dev/248l6rfr098sr.pages.dev/40
jelaskan proses terjadinya bumi menurut teori semesta quantum